Minggu, 20 Maret 2011

Materi Seminar Methode Praktis Belajar Membaca Al-Qur’an


Al-Qur’an adalah kitab suci ummat islam dan merupakan pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, oleh karena itu Al-Qur’an harus dibaca, dipahami dan di amalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Terjaganya kesucian dan kemurnian Al-Qur’an serta pewarisannya dari generasi ke generasi merupakan salah satu tanda keagungan dan kekuasaan Allah.
 Pemeliharaan Allah pada Alqur’an tidak bisa lepas dari beberapa aspek, yaitu : bacaan, tulisan, pemahaman dan pengamalannya.
Di era ini, banyaknya informasi yang masuk serba cepat pada diri santri menuntut ulama’ untuk memikirkan dan menciptakan methode yang tepat untuk mengajarkan Al-Qur’an dengan baik dan benar dalam waktu yang singkat, tanpa mengesampingkan atas proses belajar mengajar, baik menurut salafus-sholih serta cendekiawan pendidikan.
Dalam makalah ini kami akan membahas secara singkat tentang sejarah lahirnya methode praktis serta penulisan dan bacaan Al-Qur’an dengan sistematik.
Sebagai berikut :
Muqoddimah
Methode Riwayah
Sejarah Methode Membaca Al-Qur’an
Methode Diroyah
Methode Praktis Belajar Membaca Al-Qur’an “ ‘USMANI ”
Penutup 

Methode Riwayah  
Methode Riwayah adalah belajar membaca Al-Qur’an dengan cara belajar secara langsung kepada seorang guru cara baca Al-Qur’an yang benar. Proses pembelajaran Al-Qur’an, mulai Al-Qur’an di ajarkan oleh Allah SWT. kepada malaikat Jibril, malaikat Jibril mengajarkan kepada nabi Muhammad SAW. sampai nabi mengajarkan kepada para sahabat hanya menggunakan Methode Riwayah (murni).
Dalam mempelajari Al-Qur’an, para sahabat gemar menghafalnya, sehingga banyak para sahabat yang menjadi penghafal Al-Qur’an. Tetapi perang sering berkecamuk, terutama perang yamamah yang terjadi pada tahun 12 H. melibatkan sejumlah besar penghafal Al-Qur’an dalam perang yamamah 70 penghafal Al-Qur’an dari para sahabat gugur sebagai syuhada’.
Melihat kondisi ini Umar bin khotob terdorong untuk mengusulkan kepada kholifah Abubakar untuk mengumpulkan dan membukukan Al-Qur’an.
Pemushafan Al-Qur’an dibakukan pada masa kholifah Usman bin Affan, pada masa ini Usman bin affan memerintahkan agar mushaf digandakan menjadi 6 (enam) untuk dikirimkan ke lima ibu kota propinsi yang menjadi kekuasaan islam pada saat itu.
Kholifah Usman bin affan RA. dalam mengirimkan Al-Qur’an ke ibukota-ibukota propinsi tidak hanya mengirimkan mushafnya saja, lebih dari itu beliau juga menugaskan sahabat-sahabat terpilih untuk mengajarkan Al-Qur’an kepada penduduk kota tersebut, sekaligus sebagai pembawa Al-Qur’an.
Sahabat - sahabat tersebut adalah :
a.  Zaid bin Sabit ra., ditugaskan mengajar di kota Madinah dengan membawa Mushaf Madani.
b.  Abdulloh bin Mas’ud ra., ditugaskan mengajar di kota Makkah dengan membawa Mushaf Makkiy.
c. Al-Mugiroh bin Abi Syihab ra., ditugaskan mengajar di kota Syam ( Syiria ) dengan membawa Mushaf Asy-Syamiy.
d.  Abu ‘Abdirrohman Assulami ra., ditugaskan di kota Kuffah dengan membawa Mushaf Kufy.
e. Amir bin Qois ra., ditugaskan mengajar di kota Basroh dengan membawa Mushaf Al-Bashiry.
Dengan cara demikian maka pengambilan ( belajar ) Al-Qur’an betul - betul dapat dipercaya kebenarannya, dan sambung sanadnya sampai nabi Muhammad SAW. tidak diragukan lagi.
  
SEJARAH METHODE BELAJAR MEMBACA AL-QUR’AN
Mushaf yang di ajarkan oleh lima sahabat terpilih ke lima ibu kota propinsi tersebut adalah mushaf yang masih polos, belum memakai tanda baca, titik, sakal dan tanda-tanda yang lain, bentuknya seperti ini :
 Karena didasarkan pada watak pembawaan orang-orang arab yang masih murni mereka tidak memerlukan sakal dengan harokat dan pemberian titik.
 Ketika bahasa arab mulai mengalami kerusakan karena banyaknya percampuran (bercampur dengan bahasa non arab ) maka tidak mudah orang membaca sehingga sering mengalami kesalahan, atas permintaan ziyad seorang gubernur basroh maka abu aswad Ad-duali menciptakan methode praktis dengan teknis membubuhkan titik merah, tanda fathah berupa satu titik di atas huruf, tanda kasroh berupa satu titik di bawah huruf, tanda dhommah berupa satu titik di sela-sela huruf dan tanda tanwin berupa dua titik. Seperti contoh di bawah ini :

Perjuangan abu Aswad Ad-duali dalam membuat methode praktis cara membaca mushaf usmani dikembangkan oleh muridnya yang bernama yahya bin ya’mur dan nashor bin ‘Asim dengan cara membubuhkan tanda atitik hitam seperti contoh dibawah ini :
  Methode praktis disempurnakan oleh Imam Kholil bin Ahmad dengan cara mengganti titik merahnya Abu Aswad Ad-duali, fathah ditandai dengan alif kecil yang dimiringkan di atas huruf, kasroh ditandai dengan ya’ kecil di bawah huruf, dhommah ditandai dengan waw kecil di atas huruf, tanwin ditandai dengan tambahan tanda serupa, sukun dengan kepala ha’ di atas huruf, tasydid dengan tanda kepala sin, sampai tanda-tanda imalah dan lain-lain. Sebagaimana contoh di bawah ini

Perkembangan meethode praktis membaca Al-Qur’an dalam rangka untuk menjaga kemurnian dan Kesucian Al-Qu’an,  bermunculan sesuai dengan zamannya dari Al-baghdadi seperti contoh di bawah ini.
Sampai pada methode usmani yang banyak tanda-tanda untuk mempermudah dalam membaca Alqu’an, seperti tanda-tanda di bawah ini :
 
Methode diroyah
Methode diroyah adalah methode belajar Al-Qur’an dengan cara keilmuan. Methode ini dikembangkan oleh imam kholil bin ahmad, dengan memunculkan kaidah-kaidah ilmu tajwid yang berupa makhroj, shifat lazimah, shifat ‘aridhoh dan lain-lain.
Methode Diroyah berkembang dengan sangat pesat sampai melahirkan ulama-ulama handal seperti Syaikh Abu Qosim Asy-Syatibi yang menulis sebuah karya besar yaitu kitab Khirzul-Amani dan puncak perkembangannya adalah pada era Syaikh Ibnul-Jazari yang banyak meninggalkan karaya besar, antara lain kitab Tibatin-Nasyr (nazom tajwid yang berjumlah 1015 bait), An-Nasyr Fil-Qiroatil-Asyr dan lain-lain.
Methode diroyah ini banyak digunakan pada pesantren-pesantren kitab di pulau Jawa bahkan di Indonesia, untuk memberikan pembelajaran Al-Qur’an pada murid-muridnya tetapi sedikit mengabaikan methode riwayah. Sedangkan methode riwayah banyak dipergunakan pada pesantren Al-Qur’an tetapi sedikit mengabaikan methode diroyah.

Muatan Materi Perjus Usmani   
Merhode praktis belajar membaca Al-Qur’an Usmani adalah satu karya tntang methode pembelajaran Al-Qur’an yang disusun oleh Abu Najibulloh Saiful Bahri di penghujung tahun 1430 H. tepatnya pada 17 romadon 1430 H. sesuai dengan bacaan Imam Asim Riwayah Hafs Thoriq Syathibi, dimana buku ini disusun dengan menggunakan Rosm Usmani, dan dikemas dengan methode yang sangat praktis dalam delapan Juz.
Methode ini menggabungkan antara tiga methode di atas yaitu methode Riwayat, Methode belajar membaca Al-Qur’an, dan metode Diroyah, dan disusun dalam sebuah rangkaian dari materi yang sangat mudah kepada materi  yang mudah, sehingga sangat mudah untuk digunakan belajar membaca Al-Qur’an bagi semua kalangan.
Adapun muatan materi perjuznya adalah sebagai berikut :

 Methode Praktis Belajar Membaca Al-Qur’an Usmani

No.
JUZ
MATERI
1.
PEMULA
Kelompok baca 1,2,3 huruf hijaiyah yang berharokat fathah.
2.
SATU
1. Kelompok baca 1,2,3 huruf hijaiyah yang berharokat fathah.
2. Huruf Hijaiyah berangkai dalam satu kelompok baca.
3. Nama Huruf Hijaiyah dan angka arab 1-9.
3.
DUA
1. Huruf Hijaiyah yang berharokat fathah, kasroh, dommah, fathah tanwin, kasroh tanwin dan dommah tanwin.
2. Bacaan huruf tafkhim dan terqiq selain lam dan ro.
3. Macam-macam huruf Ta.
4. Bacaan Mat Tobi’i dan mulhaqnya.
5. Tanda-tanda Rosm ‘Usmani.
6. Nama-nama angka arab 1-99.
4.
TIGA
1. Bacaan huruf-huruf berharokat sukun.
2. Persamaan nun sukun dan tanwin.
3. Huruf bertasydid.
4. Huruf Mad bertemu hamzah wasol.
5. Nama-nama harokat dan angka arab.
5.
EMPAT
1. Bacaan tafkhim dan tarqiqnya huruf Ro.
2. Bacaan tfkhim dan tarqiqnya lam pada lafaz Allah.
3. Bacaan idgom bilagunnah, ikhfa’ haqiqi, idgom bigunnah dan iqlab.
4. Bacaan huruf nun dan mim yang bertasydid, ikhfa’ syafawi dan idgom mitslain.
5. Bacaan mad wajib muttasil, dan mad jaiz munfasil.
6. Fasohah huruf zal, zo, dod, ha, kho, goin dan ha.
7. Bacaan qolqolah.
6.
LIMA
1. Bacaan idgommutamasilain.
2. Bacaan mad tamkin.
3. Bacaan idgom mutajanisain, baik idgom kamil maupun idgom naqis.
4. Bacaan idgom mutaqoribain.
5. Bacaan mad lazim.
6. Bacaan Waqof.
7. Bacaan mad lin.
7.
ENAM
1. Bacaan tafkhim dan tarqiqnya huruf ro.
2. Bacaan qolqolah sugro dan kubro.
3. Waqof pada kalimat yang huruf sebelum akhir bertanda sukun.
4. Nun ‘iwad.
5. Harokat hamzah wasol yang menjadi permulaan.
8.
TUJUH

Penutup
Demikian makalah singkat ini disusun, jika benar dari Allah semata, jika salah semata-mata dari kebodohan penulis.
Akhirnya hanya Rido Allah yang penulis dambakan. Semoga makalah ini bermanfaat maslahah barokah dunyan wa ukhron. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar